Sifat-Sifat Pengakuan
a. Pengakuan adalah rumusan Gereja sebagai hasil
reflek-sinya terhadap penyataan Allah. Hal itu berarti bahwa pengakuan itu
hanya mempunyai kuasa (otoritas) sekun-der. Ia merupakan norma yang ditentukan
oleh Alkitab. Ia tidak boleh ditempatkan di atas atau di samping Alkitab, yang
merupakan satu-satunya norma yang mutlak.
b. Pengakuan sebagai satu rumusan refleksi mempunyai sifat
keterbatasan dan keterikatan. Ia terbatas dan terikat pada cara berpikir
tertentu dengan latar belakang kebudayaan dan keadaan tertentu.
c. Kebenaran yang dirumuskan itu tetap sama, tetapi bentuk
rumusan bisa berubah-ubah sesuai dengan dinamika[1] refleksi
manusia.
Sebab
itu tidak ada pengakuan yang sempurna, yang lengkap dan yang berlaku untuk
selama-lamanya. Pe-ngakuan itu harus dinamis sesuai dengan dinamika Injil yang
mendatangkan keselamatan (Rm. 1:16).
d. Setiap Pengakuan harus merupakan jawaban manusia terhadap
penyataan Allah di dalam situasi konkret, di sini dan sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar