PENJELASAN PENGAKUAN IMAN GEREJA TORAJA
Pendahuluan
Pada tanggal 27 November 1981 Gereja Toraja akhir-nya
memiliki Pengakuan sendiri sebagai hasil pergumulan melalui Keputusan Rapat
Komisi Usaha Gereja Toraja (KUGT) Lengkap berdasarkan penugasan dan Keputusan
Sinode Am XVI di Makale, Juli 1981.
Pengakuan Iman Gereja Toraja disusun berdasarkan
kerinduan Gereja Toraja memiliki Pengakuan sendiri yang relevan dan fungsional.
Kerinduan ini telah dituangkan ke dalam Keputusan Sinode Am XIII di Palopo,
tahun 1972, yang merupakan peningkatan tekad Gereja Toraja sejak ia berdiri
sendiri.
Hal ini dapat kita lihat dalam Peraturan Gereja Toraja
pasal 37 (edisi 1970) yang berbunyi:
“Pengakuan Iman Gereja Toraja didasarkan atas sege-nap
Alkitab, yakni Firman Allah yang diterangkan di dalam tiga naskah kesatuan
yaitu: Katekhismus Heidel-berg, 37 pasal Pengakuan Gereformeerd dan 5 pasal penentang
Remonstran.”
Dari pasal Peraturan Gereja Toraja tersebut kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa:
1. Gereja Toraja belum mempunyai Pengakuan yang dirumuskan
sendiri.
2. Dasar Pengakuan itu ialah segenap Alkitab menurut
tafsiran tiga naskah keesaan.
Jadi selama ini tidak berarti bahwa Gereja Toraja hidup dan bekerja tanpa
pengakuan.
Dasar keberadaan Gereja Toraja tidak lain dari Penga-kuan
bahwa KRISTUS ITULAH TUHAN!
Sadar atau tidak sadar setiap Gereja yang mengaku dirinya
Gereja Kristen, harus berada di atas dasar pengakuan itu, karena dasar lain
tidak ada (1Kor. 3:11).
Pengakuan Gereja yang disajikan ini adalah hasil dari
satu proses penyusunan melalui bentuk konsultasi khusus dengan
ceramah-ceramah/prasaran-prasaran dan diskusi-dis-kusi yang diselenggarakan
oleh Komisi Khusus Pengakuan Iman Gereja Toraja untuk memperoleh sebanyak
mungkin bahan masukan.
Bahan masukan ini merupakan bahan utama dalam penyusunan
selanjutnya oleh Komisi Khusus Pengakuan Iman Gereja Toraja. Rumusan-rumusan
Pengakuan ini tidak ditemukan melalui buku-buku pegangan theologis, melain-kan
melulu melalui proses tersebut di atas.
Pengakuan ini dapat disebut asli (orisinil) karena ia
hanya mau mengaku bahwa: “YESUS KRISTUS ITULAH TUHAN DAN JURUSELAMAT”, dalam
ketaatan kepada Firman Allah di tengah-tengah pergumulan hidup yang konkret, di
sini dan sekarang.
Tujuan, sifat, fungsi dan wibawa suatu pengakuan gereja
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tujuan Pengakuan Iman Gereja Toraja
Tujuan Pengakuan Iman Gereja Toraja ini ialah untuk dijadikan
pegangan dan pedoman bagi pelaksanaan tugas gereja di tengah-tengah dunia
dimana Gereja Toraja ditem-patkan Tuhan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Pengakuan Iman
Gereja Toraja teristimewa sebagai bahan utama untuk kegiatan-kegiatan pembinaan
dan pendidikan agama.
Pengakuan Gereja itu barulah merupakan Pengakuan bila ia
berfungsi di tengah-tengah kehidupan gereja sehari-hari.
- Tuhan Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia dengan
berbagai-bagai cara. Penyataan Allah itu menimbulkan jawaban manusia secara
spontan[1] maupun
reflektif[2]. Alkitab
penuh dengan jawaban manusia terhadap penyataan Allah.
Pengakuan tidak lain daripada jawaban
manusia atas penyataan Allah secara reflektif. Pengakuan gereja me-rupakan
rumusan hasil refleksi Gereja mengenai penyataan Allah.
- Allah menyatakan diri-Nya di dalam Yesus Kristus kepada
dunia (Yoh. 3:16). Oleh sebab itu setiap Pengakuan yang berdasarkan penyataan
itu harus Kristologis,[3] bahkan
Kristosentris[4] (1Kor. 2:2,
Mat. 16:16).
Kristus datang untuk seluruh dunia (kosmos).
Oleh sebab itu Pengakuan harus bersifat Universal. Pengakuan tidak boleh
membatasi diri kepada pribadi-pribadi, ke-pada Gereja atau daerah tertentu.
Jangkauannya
harus umum dan terbuka serta harus me-nampakkan kasih dan keprihatinannya
terhadap dunia.
Sifat-Sifat Pengakuan
a. Pengakuan adalah rumusan Gereja sebagai hasil
reflek-sinya terhadap penyataan Allah. Hal itu berarti bahwa pengakuan itu
hanya mempunyai kuasa (otoritas) sekun-der. Ia merupakan norma yang ditentukan
oleh Alkitab. Ia tidak boleh ditempatkan di atas atau di samping Alkitab, yang
merupakan satu-satunya norma yang mutlak.
b. Pengakuan sebagai satu rumusan refleksi mempunyai sifat
keterbatasan dan keterikatan. Ia terbatas dan terikat pada cara berpikir
tertentu dengan latar belakang kebudayaan dan keadaan tertentu.
c. Kebenaran yang dirumuskan itu tetap sama, tetapi bentuk
rumusan bisa berubah-ubah sesuai dengan dinamika[5] refleksi
manusia.
Sebab
itu tidak ada pengakuan yang sempurna, yang lengkap dan yang berlaku untuk
selama-lamanya. Pe-ngakuan itu harus dinamis sesuai dengan dinamika Injil yang
mendatangkan keselamatan (Rm. 1:16).
d. Setiap Pengakuan harus merupakan jawaban manusia terhadap
penyataan Allah di dalam situasi konkret, di sini dan sekarang.
Fungsi Pengakuan
Setiap pengakuan harus berfungsi di tengah-tengah
kehidupan gereja dalam arti:
a. Sebagai ungkapan iman.
“Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata
tentang apa yang kami lihat dan yang telah kami dengar (Kis. 4:20). “Aku
percaya, sebab itu aku berkata-kata (2Kor. 4:13).
b. Sebagai kesaksian dan pertanggungjawaban peng-harapan.
“Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi
pertanggungjawaban kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungjawaban dari
kamu tentang peng-harapan yang ada padamu.” (1Ptr. 3:15 bnd. 2Tim. 1:8; 2:25).
c. Sebagai pegangan untuk membedakan ajaran yang benar dari
ajaran yang salah.
d. Untuk memelihara kesatuan iman.
e. Sebagai pegangan untuk menyatakan kebenaran iman dan
melanjutkannya kepada generasi yang berikut.
Wibawa Pengakuan
a. Secara mutlak Pengakuan Gereja tidak perlu. Yang perlu
ialah satu-satunya Firman Allah.
b. Pengakuan mempunyai wibawa oleh karena ia berdiri di atas
Alkitab.Tetapi pengakuan sebagai rumusan refleksi manusia adalah pekerjaan
manusia. Oleh sebab itu ia tidak boleh disamakan dengan Firman Allah dan setiap
saat ia dapat dilengkapi atau diubah bila perlu.
Struktur Pengakuan Iman Gereja Toraja
Inti Pengakuan Iman Gereja
Toraja ialah Pengakuan Gereja yang Am, yaitu: “YESUS KRISTUS ITULAH TUHAN DAN
JURUSELAMAT”, yang dijabarkan melalui garis pemi-kiran sebagai berikut:
“Allah berfirman kepada manusia yang ditebus,
diku-duskan dan dipanggil menjadi Umat Allah untuk disuruh ke
dalam dunia bagi pekerjaan penyelamatan menuju zaman akhir”.
Penjelasan selanjutnya tidak mempunyai praanggapan bahwa
segala sesuatu sudah akan jelas, karena penjelasan ini hanya menonjolkan
pokok-pokok yang penting, bab demi bab. Ada butir-butir dari pengakuan ini yang
tidak perlu dijelaskan karena dianggap sudah jelas.
Mudah-mudahan penjelasan singkat ini dapat mem-bantu
anggota jemaat dalam pemahaman pengakuan iman-nya. Diharapkan pula agar suatu
waktu ada rekan-rekan yang mau menyusun buku pegangan katekisasi, baik untuk
Guru, maupun untuk murid, berdasarkan Pengakuan ini.
Inti Pengakuan Iman Gereja Toraja (Mukadimah):
“YESUS KRISTUS ITULAH TUHAN DAN JURUSELAMAT.”
Kita perlu memperhatikan istilah “itulah”. Memang
di dalam ayat-ayat pendukung dari pengakuan inti ini kita dapati istilah adalah
dan bukan itulah. Namun istilah “itulah” yang dipilih dengan
alasan: Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat memang benar, dan tidak
dapat disangkal; tetapi kalau kita sungguh-sungguh mau mengaku secara relevan
di tengah-tengah lingkungan kita, maka pengakuan itu baru merupakan pernyataan
yang netral, belum meru-pakan suatu pilihan.
Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat memang benar,
tetapi itu belum berarti bahwa selain Yesus tidak ada lagi Tuhan dan
Juruselamat lainnya.
Di sinilah letak persoalannya. Justru di dalam ke-hidupan
kita terdapat banyak kuasa yang ingin pula diakui sebagai tuhan dan
juruselamat. Di dalam kehidupan manusia umumnya dan mungkin di dalam kehidupan
kita sendiri masih terdapat saingan-saingan Kristus sebagai Tuhan dan
Juru-selamat.
Pengharapan kita sering lebih dijamin oleh harta
kekayaan, pangkat, kuasa, kedudukan sosial, akal budi, ilmu pengetahuan,
ajaran-ajaran sesat, kesalehan dan sebagainya.
Memang Kristus Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, tetapi
selain DIA masih banyak tuhan dan juruselamat/ mesias yang lain. Sebab itu kita
memilih istilah “itulah”.
Itulah, berarti kita
jelas memilih. Mungkin orang beranggapan bahwa banyak kuasa yang bisa kita
andalkan sebagai Tuhan dan Juruselamat. Di mana-mana memang Kristus punya
banyak saingan, tetapi bagi kita tidak ada pilihan lain: “YESUS KRISTUS ITULAH
TUHAN DAN JURUSELAMAT”. Dalam Pengakuan ini kata “kita” dipakai dan
bukan kata “kami” percaya. Dengan mempergunakan kata “kita”
dimaksudkan agar setiap pendengar atau pembaca diajak menghayati dan
mengamalkan isi Pengakuan ini. Jadi kata “kita” dimaksudkan untuk
melibatkan semua pendengar/pembaca. Itu berarti bahwa tekanan diberikan baik
kepada situasi dan kebutuhan ke dalam (Pembinaan Warga Gereja), maupun kepada
ajakan bagi mereka yang bukan Warga Gereja untuk mendengar, menghayati dan
mengamalkan isi pengakuan ini (segi kerasulan). Dengan kata lain, Pengakuan
Iman Gereja Toraja dimaksudkan untuk kebutuhan pembinaan demi tugas kerasulan
Gereja.
Pengakuan Oikumenis maksudnya ialah bahwa Gereja Toraja
adalah bagian dari Gereja yang Am, sedang Pe-ngakuan Iman Gereja Toraja berada
dalam rumpun reforma-toris menurut paham Calvin.
Nice info Pengakuan Iman Rasuli
BalasHapusthanks gan Nice info Pengakuan Iman Gereja Toraja
BalasHapus